MAUMERE, INDONESIA (AFP) – Sebuah feri Indonesia yang membawa 800 orang yang kandas copot pada Kamis (19 Mei) dan melanjutkan perjalanannya, kata militer.
KM Sirimau, dengan 784 penumpang dan 55 awak di dalamnya, diusir dari perairan dangkal di lepas pantai provinsi Nusa Tenggara Timur pada siang hari, kata kepala pangkalan angkatan laut setempat Dwi Yoga kepada AFP.
“Dengan kerja keras, KM Sirimau yang sempat macet selama dua hari dilepas pada pukul 12 siang WIB dan kini menuju pelabuhan terdekat di Lewoleba,” katanya.
Feri kemudian dibawa ke pelabuhan Lewoleba di pulau Lembata untuk pemeriksaan sebelum melanjutkan perjalanannya ke kota Maumere di pulau Flores.
“Puji Tuhan, kapal sekarang gratis dan kami kembali ke Lewoleba. Kami hampir tiba sekarang,” kata penumpang Itha Tating kepada AFP melalui telepon.
Penumpang mulai khawatir setelah terjebak di kapal selama berhari-hari, kata Tating, menambahkan bahwa seorang wanita panik karena dia kehabisan susu formula untuk anaknya yang berusia lima bulan.
“Ombaknya sangat kuat pagi ini. Saya takut dan sangat pusing karena mabuk laut,” kata Tating.
Militer naik pada Kamis pagi untuk mendistribusikan air dan makanan ringan untuk para penumpang, termasuk anak-anak dan orang tua.
“Para penumpang mulai panik karena mereka terjebak di kapal selama lebih dari 24 jam,” kata Yoga.
Upaya membebaskan kapal akhirnya berhasil setelah kapal tunda yang dikirim oleh perusahaan pelayaran milik negara PT Pelni tiba untuk membantu.
Tim penyelamat menunggu air pasang naik sebelum mereka menarik feri, Yoga menambahkan.
Kecelakaan laut sering terjadi di Indonesia, negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau, di mana orang bergantung pada feri dan kapal lain untuk bepergian meskipun standar keselamatan buruk.
Pada 2018, sekitar 160 orang tenggelam ketika sebuah feri tenggelam ke kedalaman salah satu danau terdalam di dunia di pulau Sumatra.