PHNOM PENH – ASEAN pada Kamis (4 Agustus) menyerukan “pengekangan maksimum” dan mendesak komunitas global untuk menghindari tindakan yang dapat mengacaukan kawasan itu, di tengah China memulai latihan militer di sekitar Taiwan.
Blok tersebut memperingatkan bahwa peningkatan volatilitas dapat menyebabkan konflik dan konsekuensi yang tidak dapat diprediksi.
Ini mengeluarkan pernyataan tentang pembangunan lintas selat pada hari Kamis, setelah pertemuan tingkat tinggi menteri luar negeri ASEAN sehari sebelumnya.
Pernyataan itu muncul di tengah meningkatnya ketegangan setelah Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat Nancy Pelosi melakukan kunjungan ke Taiwan pada hari Selasa, di mana dia bertemu dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen sebagai bagian dari kunjungannya ke wilayah tersebut.
China mengutuk kunjungan itu, menyebutnya sebagai “provokasi” oleh AS.
Pada hari Kamis, China meluncurkan latihan militer terbesarnya di sekitar Taiwan, setelah mengatakan sebelumnya bahwa mereka akan melakukan latihan semacam itu setelah kunjungan satu hari Pelosi.
“ASEAN prihatin dengan volatilitas internasional dan regional, terutama dalam perkembangan baru-baru ini di kawasan yang berdekatan dengan kawasan ASEAN, yang dapat mengacaukan kawasan dan pada akhirnya dapat menyebabkan salah perhitungan, konfrontasi serius, konflik terbuka, dan konsekuensi yang tidak dapat diprediksi di antara negara-negara besar,” kata pernyataan ASEAN.
“ASEAN menyerukan pengekangan maksimum, menahan diri dari tindakan provokatif dan untuk menegakkan prinsip-prinsip yang diabadikan dalam Piagam PBB dan Perjanjian Persahabatan dan Kerjasama di Asia Tenggara,” tambahnya.
Kelompok regional beranggotakan 10 negara itu mendesak komunitas global untuk bekerja sama sehingga negara-negara dapat hidup berdampingan secara damai, dan mengatakan bahwa mereka siap untuk memfasilitasi diskusi sehingga ketegangan dapat diturunkan.
“Dunia sangat membutuhkan kebijaksanaan dan tanggung jawab semua pemimpin untuk menegakkan multilateralisme dan kemitraan, kerja sama, koeksistensi damai dan persaingan yang sehat untuk tujuan bersama kita perdamaian, stabilitas, keamanan dan pembangunan inklusif dan berkelanjutan,” katanya.
“Kita harus bertindak bersama dan ASEAN siap memainkan peran konstruktif dalam memfasilitasi dialog damai antara semua pihak termasuk melalui pemanfaatan mekanisme yang dipimpin ASEAN untuk mengurangi ketegangan, untuk menjaga perdamaian, keamanan dan pembangunan di kawasan kita,” tambah pernyataan itu.
Para menteri luar negeri dari negara-negara anggota kelompok itu dan rekan-rekan mereka dari AS, China, Rusia dan mitra utama lainnya bertemu untuk pembicaraan terkait ASEAN setelah Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN ke-55 hari Rabu.
Pertemuan ini akan berlangsung hingga Jumat.