wartaperang – Tiga tentara Israel tewas dalam serangan roket yang diklaim oleh sayap bersenjata Hamas, dekat kota selatan Gaa Strip Rafah, di mana pejabat kesehatan Palestina mengatakan sedikitnya 19 orang tewas oleh tembakan Israel pada hari Minggu.
Sayap bersenjata Hamas mengaku bertanggung jawab pada hari Minggu atas serangan terhadap penyeberangan Kerem Shalom ke Gaa yang menurut Israel menewaskan tiga tentaranya.
Militer Israel mengatakan 10 proyektil diluncurkan dari Rafah di Gaa selatan menuju daerah penyeberangan, yang katanya sekarang ditutup untuk membantu truk masuk ke daerah kantong pantai. Penyeberangan lainnya tetap terbuka.
Sayap bersenjata Hamas mengatakan pihaknya menembakkan roket ke pangkalan militer Israel di dekat persimpangan, tetapi tidak mengkonfirmasi dari mana mereka menembakkannya. Media Hamas mengutip sumber yang dekat dengan kelompok itu yang mengatakan penyeberangan komersial itu bukan target.
Lebih dari satu juta warga Palestina berlindung di Rafah, dekat perbatasan dengan Mesir.
Tak lama setelah serangan Hamas, serangan udara Israel menghantam sebuah rumah di Rafah menewaskan tiga orang dan melukai beberapa lainnya, kata petugas medis Palestina.
Militer Israel mengkonfirmasi serangan balasan, mengatakan itu menghantam peluncur dari mana proyektil Hamas ditembakkan, serta “struktur militer” di dekatnya.
“Peluncuran yang dilakukan oleh Hamas berdekatan dengan Penyeberangan Rafah … adalah contoh nyata dari eksploitasi sistematis organisasi teroris terhadap fasilitas dan ruang kemanusiaan, dan mereka terus menggunakan penduduk sipil Gaan sebagai perisai manusia,” katanya.
Hamas membantah menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia.
Tepat sebelum tengah malam, serangan udara Israel menewaskan sembilan warga Palestina, termasuk seorang bayi, di rumah lain di Rafah, kata pejabat kesehatan Gaa. Mereka mengatakan pemogokan baru meningkatkan jumlah korban tewas pada hari Minggu menjadi setidaknya 19 orang.
Israel telah bersumpah untuk memasuki kota Gaa selatan dan mengusir pasukan Hamas di sana, tetapi telah menghadapi tekanan yang meningkat untuk menahan tembakan karena operasi itu dapat menggagalkan upaya kemanusiaan yang rapuh di Gaa dan membahayakan lebih banyak nyawa.
Serangan hari Minggu di persimpangan itu terjadi ketika harapan meredup untuk pembicaraan gencatan senjata yang sedang berlangsung di Kairo.
Perang dimulai setelah Hamas mengejutkan Israel dengan serangan lintas-perbatasan pada 7 Oktober di mana 1.200 orang tewas dan 252 sandera diambil, menurut penghitungan Israel.
Lebih dari 34.600 warga Palestina telah tewas, 29 dari mereka dalam 24 jam terakhir, dan lebih dari 77.000 telah terluka dalam serangan Israel, menurut kementerian kesehatan Gaa.
BACA JUGA: Badan-badan PBB bersiap untuk serangan Rafah, peringatkan ‘pembantaian’