Hong Kong (ANTARA) – Pemimpin Hong Kong Carrie Lam berangkat ke Beijing pada Sabtu (14 Desember) untuk kunjungan pertamanya ke ibu kota China itu sejak pemerintahnya mengalami kekalahan telak dalam pemilihan lokal bulan lalu, mendorong spekulasi tentang perubahan pada tim kepemimpinannya.

Lam akan membahas situasi politik dan ekonomi di kota yang dikuasai China itu dengan para pejabat Beijing selama kunjungan empat hari. Dia akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping pada hari Senin, kata media setempat.

Hong Kong telah dikejutkan oleh protes harian dan sering disertai kekerasan selama enam bulan terakhir ketika demonstrasi menentang RUU ekstradisi yang sekarang ditarik meluas menjadi tuntutan kebebasan demokratis yang lebih besar.

Ratusan ribu orang berbaris pada hari Minggu untuk memprotes apa yang dilihat sebagai Beijing merusak kebebasan yang dijamin ketika bekas koloni Inggris itu diserahkan kembali ke China pada tahun 1997.

Banyak pengunjuk rasa muda juga marah pada pemerintah Lam, menuduhnya gagal mengatasi masalah ketidaksetaraan sosial di salah satu kota termahal di dunia.

“Ketulusan kami untuk berdialog dengan warga tidak berubah,” kata Lam dalam sebuah posting Facebook pada hari Sabtu. Dia mengatakan tim pemerintahannya akan terus mengejar “format dialog yang berbeda untuk mendengarkan warga dengan tulus.”

Minggu ini, Lam mengatakan perombakan kabinet bukanlah “tugas segera” dan dia akan memfokuskan upayanya untuk memulihkan hukum dan ketertiban di Hong Kong.

Namun, ada keraguan tentang berapa lama Beijing bersedia mendukungnya. Terutama setelah kandidat pro-demokrasi memenangkan hampir 90 persen kursi dalam pemilihan distrik bulan lalu.

China mengutuk kerusuhan itu dan menyalahkan campur tangan asing. Ia menyangkal bahwa mereka ikut campur dalam urusan Hong Kong.

Dalam sebuah editorial minggu ini, surat kabar resmi China Daily meminta pemerintah Hong Kong untuk menegakkan supremasi hukum.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *